Menu Tutup

VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF EKONOMI Pasar Tradisional Mulai Lesu, Ada Apa?

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengungkap sepinya pasar di Jakarta mengakibatkan penurunan angka pembeli yang drastis. Jumlah pembeli di Pasar Tanah Abang merosot hingga 80 persen. Padahal, tempat tersebut merupakan destinasi utama pengunjung dari seluruh Indonesia.

Bahkan Hasan menyebutkan, ada penjual yang bisa tidak mendapatkan pembeli hingga dua pekan. Padahal, dalam sehari biasanya bisa meraup jutaan rupiah. Karena kondisi demikian, APPSI mengharapkan bantuan kredit dari pemerintah imbas pasar pasar yang mulai sepi pembeli.

Hasan menyebut, sejak covid 19 melanda Indonesia, banyak pedagang yang mengalami kredit macet. Jokowi Tegaskan Presiden dan Menteri Boleh Kampanye & Memihak di Pemilu 2024 Curhatan Yesaya Abraham dan Fita Anggriani tentang Serial Dear Jo

Prabowo Bangga, Sebut Gibran Tunjukkan Kapasitas dan Kemampuan Saat Debat Gerak Cepat Keluarga Hilangkan Jejak Pelaku Carok 2 Lawan 4 di Madura : Takut Ada yang Dirugikan Inspektorat Investigasi Dugaan Potong Gaji Mantan Kepsek Oleh Oknum Bendahara Dinas PPO Sumba Timur

Formasi Paling Dibutuhkan dalam Rekrutmen CPNS dan PPPK 2024 SHIO Paling Kuat, Hoki Jadi Magnet Cuan di Tahun Baru Imlek 2024 Menurut Ramalan Shio Naga Kayu Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 88 89 Kurikulum Merdeka: Teks Negosiasi Halaman all

Maka dari itu, ia meminta kepada pemerintah agar dilakukan pemutihan. Bukan diputihkan, tetapi ditangguhkan sementara sampai ekonomi tumbuh kembali dengan memberi dana bantuan untuk pengembangan pasar. Lantai dasar Blok G dipenuhi oleh agen sembako hingga pedagang sayur mayur.

Namun jika melihat lantai satu dari bangunan itu hanya kios paling depan yang masih buka. Seorang pedagang pakaian sekolah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tutupnya puluhan kios itu sebagai imbas dari Pandemi Covid 19 yang melanda tanah air Perempuan yang memakai kerudung putih itu mengaku, pedagang kios tak mampu membayar sewa. Terlebih, harga sewa dalam setahun berkisar Rp 10 juta hingga Rp 22 juta.

"Harga sewa sih beda beda ada yang Rp 10 juta per tahun. Kalau kiosnya gede kayak dua toko itu mahal. Kalau kayak gini satu toko murah. Tergantung dari tokonya," jelasnya. Di sisi lain, Manajer Unit Pasar Tanah Abang M. Yamin mengatakan, sebagian pedagang justru berpindah di bahu jalan. "Ada sebagian (berpindah) mereka kan ga mungkin kita kasih tempat. Orang tempat kita ada. Mereka ada sebagian," jelasnya.

Adapun terkait dua lantai yang dikunci pihak pengelola, Yamin mengaku bahwa hal itu memang sengaja dilakukan. "Iya kita kunci untuk meminimalisir orang orang yang tidak bertanggungjawab masuk ke dalam," ungkapnya. Selain itu, Yamin mengatakan, Blok G disebut bakal dilakukan revitalisasi untuk mendongkrak pendapatan pedagang.

"Insya Allah kita dorong ke sana (revitalisasi) mohon doa. Mudah mudahan dari revitalisasi nanti bisa bantu pedagang kita," ucap dia. Sebelumnya, viral di media sosial suasana sepi Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Seorang perempuan merekam suasana sepinya suasana pasar menggunakan ponsel.

Sambil merekam, terdengar suara perempuan menjelaskan kondisi suasana pasar. Setelah itu, si perekam dengan nada agak tinggi kembali mengatakan kondisi tersebut. Sedih kan guys, semuanya pasar offline pada duduk nongkrong main hp dari pagi sampai jamnya tutup. Ayo pasar kayak begini," ujarnya seperti dikutip dari @csafashion di TikTok.

Warganet di TikTok banyak memberikan komentar terkait video tersebut. "Ya gimana ya, beli baju offline ribet banget tawar menawarnya. Enggak nawar kemahalan. Nawar enggak enak, kalau online harga semua orang yang beli sama dan murah," tulis @adamajalahya. "Guys, ini Pasar Cipulir ya Guys. Tolong lihat guys keadaan pasar ini, guys. Enggak ada orang sama sekali ya guys. Bagaimana ini," ujar si perekam.

"Harus diimbangi jualan online karena kita harus mengikuti perkembangan zaman, tidak bisa kita tetap jalan dengan cara lama," tulis @Permanagalery.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *